Halaman

  • Beranda

Kecewa Peta Digital Apple? Coba 4 Alternatif Ini


Apple memutuskan untuk membuang Google Maps sebagai aplikasi bawaan di iOS versi 6. Sebagai gantinya, Apple membuat aplikasi sendiri bernama Apple Maps. Sayangnya, peta digital besutan Apple ini menuai banyak protes.

Informasi yang dihasilkan Apple Maps banyak yang kurang akurat atau bahkan salah sama sekali. Sementara itu, para pengguna perangkat mobile Apple masih terpaku pada keakuratan dan kelengkapan data di Google Maps yang sebelumnya hadir di iOS versi awal hingga versi 5.

Hingga kini Google belum jua merilis aplikasi mandiri Google Maps untuk iOS. Sambil menunggu kehadiran Google Maps, para pengguna perangkat mobile Apple bisa mengguna layanan peta digital lain.

1. Waze

Ini merupakan sebuah aplikasi navigasi sosial, yang bisa diunduh secara gratis di App Store.

Para pengguna Waze bahu-membahu mengirimkan informasi lalu lintas. Bisa jadi informasi seputar kemacetan, kecelakaan, perbaikan jalan, dan sebagainya, tentang kondisi lalu lintas di suatu wilayah.

Misalnya, Anda melaporkan kemacetan yang terjadi di jalan Kuningan, Jakarta, pada pukul 12 siang. Informasi yang Anda kirim ini bisa dibaca oleh oleh para pengguna Waze lain, dan menjadi acuan agar mereka tidak melewati jalan Kuningan pada jam yang sama. Sehingga, mereka bisa mencari rute lain untuk mencapai tujuan.

2. TomTom

Perusahaan pembuat peta digital dan navigasi TomTom, telah merilis aplikasi TomTom untuk iPhone dan iPad. Untuk peta dan navigasi South East Asia (termasuk Indonesia), aplikasi TomTom dihargai 69.99 dollar AS.

KompasTekno sempat menjajal dan menulis ulasan aplikasi TomTom untuk iPhone. Jika tertarik, Anda bisa membaca ulasannya di tautan ini.

3. Google Maps dari browser

Jika Anda sangat bergantung dengan Google Maps, Anda masih bisa mengaksesnya dari browser Safari ataupun Chrome. Anda tinggal mengetikkan alamat: maps.google.com.

4. Bertahan menggunakan sistem operasi iOS 5

Jika Anda tidak melakukan upgrade sistem operasi ke iOS 6, maka Anda masih bisa menggunakan aplikasi Google Maps di iPhone dan iPad. Seperti diketahui, Google Maps masih menjadi aplikasi bawaan hingga iOS versi 5.1.1.
(via :teknokompas)

Peta Jalan Google Mencakup Bawah Laut


Google menambah gambar panorama terumbu karang pada Street View dan memungkinkan pengguna melakukan navigasi di bawah laut.

Gambar-gambar ini dikumpulkan oleh Cathlin Seaview Survey, proyek untuk mempelajari kondisi terumbu karang termasuk dampaknya terhadap pemanasan global.

Google mengatakan langkah itu dilakukan untuk membantu ilmuwan menganalisa ekosistem dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kondisi laut.

Peta terumbu karang ini juga merupakan terobosan dalam publisitas untuk Google di tengah meningkatnya persaingan.

Google sebelumnya menerbitkan pemandangan bawah laut melalui gambar komputer namun inilah untuk pertama kalinya perusahaan ini memadukan gambar-gambar bawah laut dalam Street View.

"Kami ingin menjadi sumber komprehensif untuk gambar sehingga setiap orang dapat melakukan eksplorasi," kata Jenifer Foulkes, manajer program kelautan Google kepada BBC.

"Upaya ini merupakan langkah berikutnya untuk membawa pengguna ke bawah laut dan memberikan mereka pengalaman untuk melihat penyu laut, ikan pari, bulu babi serta ikan-ikan yang indah," tambahnya.

Belum pernah ada

Para teknisi Google membantu proyek ini namun pengambilan gambar dan penyuntingan dilakukan oleh para ilmuwan dengan dana dari Catlin Group, perusahaan asuransi yang berkantor di Bermuda.

Para ilmuwan mengembangkan peralatan bawah laut dengan tiga lensa lebar yang dirancang untuk menangkap gambar dengan resolusi tinggi dalam kondisi cahaya rendah.

Peralatan itu menangkap gambar 360 derajat setiap empat detik dengan kekuatan foto 24 megapixel.

"Alasan utama untuk merekam lingkungan di seputar terumbu karang ini adalah untuk memperlihatkan kepada dunia," kata Richard Vevers, direktur proyek.

"Proyek ini bertujuan untuk merekam terumbu karang dunia, sesuatu yang belum pernah ada dan sangat diperlukan. Kita tidak memiliki rekaman sejarah untuk memonitor perubahan dalam skala besar," tambahnya.

"Para ilmuwan dari seluruh dunia kini dapat mempelajari terumbu karang dari jarak jauh dan dapat melihat dengan jelas bagaimana perubahannya."

Penelitian sebelumnya menunjukkan polusi, praktik mencari ikan yang merusak serta perubahan iklim menyebabkan kerusakan besar kehidupan laut yang berkembang dalam ribuan tahun terakhir.
(via :teknokompas)

Google dan Motorola "Ejek" Apple Maps


Google dan Motorola "Ejek" Apple Maps - Layanan peta digital Apple Maps di iPhone 5 tidak mendapat sambutan positif dari penggunanya. Kekurangan ini dimanfaatkan Motorola Mobility—dan Google—untuk mengolok-olok Apple Maps.

Motorola Mobility, yang tak lain adalah unit bisnis smartphone Google, membuat iklan promosi Motorola Droid Razr M yang dipublikasi lewat Twitter, Jumat (21/9/2012). Judul iklan ini berbunyi "The real world that's fit for your hand (Dunia nyata yang cocok untuk tangan Anda)".

Di sana terlihat Droid Razr M sedang membuka aplikasi Google Maps yang menampilkan gambar rinci perspektif satelit sebuah jalan di pusat kota Manhattan, AS. Di samping Droid Razr M, ada iPhone 5 yang membuka aplikasi Apple Maps dan menunjukkan jalan serupa, tetapi dalam perspektif standar.

Di bawah gambar iPhone 5, ada teks bertuliskan "#iLost".


Seperti diketahui, Apple baru saja membuang aplikasi Google Maps dari sistem operasi iOS versi 6. Apple mengembangkan layanan peta digital sendiri bernama Apple Maps, yang dikerjakan bersama beberapa perusahaan yang bergerak di bidang peta digital dan navigasi.

Sayangnya, Apple Maps menuai banyak kritik pengguna perangkat mobile Apple yang telah melakukan update sistem operasi ke iOS 6. Layanan ini dinilai belum sedetail dan seakurat Google Maps.

Tak hanya Google Maps, Apple juga memutuskan membuang YouTube di iOS 6.

Pada 12 September 2012, Google telah merilis aplikasi mandiri YouTube untuk iOS di App Store. Sementara Google Maps untuk iOS hingga kini belum tersedia.
(via :teknokompas)

10 Tahun Perjalanan Firefox


10 Tahun Perjalanan Firefox - Pengguna internet tentu kenal dengan aplikasi peramban (browser) Firefox yang dibuat Yayasan Mozilla (The Mozilla Foundation). Firefox merupakan produk yang unik, karena ia browser yang bersifat open source (sumber terbuka).

Mozilla merilis kode sumber pemrograman Firefox kepada publik. Hal ini membuat masyarakat umum, atau relawan open source, bisa turut mengembangkan Firefox. Termasuk, membuat alat bantu (add-ons) untuk Firefox. Keberadaan add-ons yang beragam, baik yang dikembangkan oleh karyawan Mozilla maupun masyarakat umum, telah menjadi ciri khas tersendiri bagi browser berlogo rubah api itu.

Pada 23 September 2012 lalu, Firefox genap berusia 10 tahun. Ada banyak prestasi yang telah dicapai Mozilla berkat produk Firefox. Berikut ini sejarah singkat Mozilla dan prestasi mereka:

31 Maret 1998

Para programer Netscape memulai proyek open source. Mereka menyebut proyek ini sebagai Mozilla, sebuah kode nama dari browser Netscape Navigator yang sangat populer pada era 1990-an. Mozilla berasal dari kata "mosaic" (browser yang populer tahun 1990-an) dan "killer".

23 September 2002

Browser bernama Phoenix 0.1 dirilis. Produk ini merupakan cikal bakal browser yang kemudian dikenal sebagai Firefox.

15 Juli 2003

The Mozilla Foundation didirikan. Yayasan yang berkantor pusat di Mountain View, Amerika Serikat, ini merupakan organisasi nirlaba yang memegang prinsip: "Web adalah sumber daya publik yang harus selalu dikembangkan dan dilindungi, bukan komoditas untuk dijual."

Dalam situs web-nya, Mozilla berkomitmen untuk mempromosikaan keterbukaan, inovasi, dan kesempatan di dunia maya.

15 Juni 2004

Mozilla meluncurkan Galeri Add-ons, yang di menyediakan alat bantu ekstensi, tema, dan plug-in yang bisa digunakan pengguna untuk memperkaya browser Firefox.

9 November 2004

Mozilla memperkenalkan Firefox 1.0, sebuah browser versi lengkap. Untuk menyambut kehadirannya, para penggemar Mozilla memasang iklan satu halaman penuh di suratkabar harian The New York Times.

12 Agustus 2006

Para penggemar Firefox, yang sebagian besar adalah mahasiswa Oregon State, AS, membuat crop-circle seluas 220 kaki bergambar logo Firefox di ladang gandum dekat Amity, Oregon, AS.



21 Februari 2008

Total unduhan Firefox mencapai lebih dari 500 juta kali.

17 Juni 2008

Mozilla merilis Firefox 3.0. Dalam waktu 24 jam, Firefox 3.0 diunduh oleh 8 juta kali. Belum pernah ada sebuah perangkat lunak yang dapat mencapai prestasi ini. Guiness World Record menobatkan Firefox 3.0 sebagai "Perangkat Lunak Aplikasi dengan Unduhan Terbanyak dalam 24 Jam."

8 Februari 2011

Mozilla menegaskan komitmen untuk melindungi privasi pengguna, dengan merilis versi beta Firefox 4 yang dilengkapi fitur "Do Not Track".

29 Maret 2011

Mozilla merilis Firefox untuk perangkat mobile Android. Browser ini menyediakan pilihan 10 bahasa.

April 2011

Yayasan mempercepat jadwal perilisan versi baru Firefox setiap enam pekan sekali. Dengan jadwal ini, selalu ada empat versi Firefox yang sedang dikerjakan dalam waktu tertentu.

Pengguna dapat menjajal versi "Nightly" yang memiliki pembaruan tapi belum sepenuhnya diperbaiki, lalu ada versi "Aurora" yang lebih stabil, kemudian versi "Beta" yang hadir sebelum versi penuhnya.

26 Juli 2012

Total unduhan add-ons melebihi 3 miliar kali. Mozilla mengklaim, mereka memiliki lebih dari 17 ribu pengguna yang juga membuat add-ons untuk Firefox.

23 September 2012

Lebih dari 450 juta orang menggunakan Firefox. Sekitar 40% kode pemrograman ditulis oleh para relawan open source. Firefox untuk komputer pribadi tersedia dalam 75 bahasa dan lebih dari separuhnya menggunakan versi bahasa non-Inggris.
(via :teknokompas)

Sederet Aplikasi Asyik Pendamping Mudik

Mudik sudah menjadi ritual tahunan warga Jakarta menjelang perayaan Idul Fitri. Banyak masyarakat ibukota berbondong-bondong kembali ke daerah asal untuk merayakan hari besar tersebut bersama keluarga.

Namun bukan rahasia lagi jika mudik terkadang terasa amat melelahkan, terutama karena kondisi jalan yang macet atau perubahan cuaca yang sulit diprediksi.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, ada banyak aplikasi smartphone yang bisa dilirik. Berikut di antaranya yang menurut detikINET cukup asyik dijadikan pendamping mudik.

1.Aplikasi Peta

Peta mungkin menjadi salah satu aplikasi wajib bagi Anda yang akan bepergian ke luar kota. Ada beragam jenis aplikasi ini yang bisa didapat baik secara berbayar atau gratis, misalnya saja Google Maps.

Google Maps, aplikasi peta yang sudah ada di hampir smartphone ini bisa dijadikan rujukan untuk menentukan rute mudik Anda. Fitur di dalamnya juga terbilang lengkap, mulai dari menentukan arah mengemudi, mencari lokasi SPBU dan tempat singgah terdekat, hingga memantau lokasi kemacetan di beberapa ruas jalan utama.

Selain Google Maps, alternatif aplikasi peta lainnya adalah Nokia Maps. Fitur yang ditawarkan aplikasi khusus ponsel pintar Nokia ini tak berbeda jauh dengan Google Maps, tapi yang menarik adalah kemampuannya untuk bisa digunakan secara offline tanpa batas.

2.Aplikasi Cuaca

Cuaca yang tak menentu bisa saja terjadi saat Anda dalam perjalanan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, tak salahnya memanfaatkan aplikasi gratis atau pun berbayar yang tersedia untuk beragam ponsel pintar.

Untuk BlackBerry misalnya, Anda bisa memanfaatkan aplikasi BerryWeather yang memiliki fitur komplit. Pengguna bisa mendapatkan informasi cuaca selama sepekan berdasarkan lokasi, lengkap dengan temperatur, kecepatan angin, atau tingkat kelembaban. Selain itu masih banyak aplikasi sejenis yang bisa didapat pada app world.

Sedangkan untuk pengguna Android tak ada salahnya mencicipi widget gratisan dari AccuWeather. Aplikasi ini sangat lengkap dan memiliki tampilan yang menarik, pengguna bisa memantau cuaca berdasarkan lokasi, melihat peta, hingga menyaksikan tayangan prakiraan cuaca dunia. Selain ini masih ada aplikasi lain seperti The Weather Channel, WeatherBug, GO Weather, dan lainnya.

3.Aplikasi Pemantau Lalu Lintas

Aplikasi sekarang ini makin canggih, beberapa di antaranya bisa dipakai untuk memantau arus lalu lintas di jalan yang dilalui. Asyiknya lagi, dalam aplikasi tersebut juga disediakan video streaming untuk menampilkan kondisi jalan. Salah satunya adalah aplikasi TMC Polda Metro.

Aplikasi ini terbilang sangat berguna. Di dalamnya tersedia berbagai informasi penting seperti, lokasi kantor polisi terdekat, peta informasi, hingga arus lalu lintas di jalan tol yang disajikan melalui video.

Selain itu yang tak kalah hebat adalah aplikasi Lewat Mana. Selain menyaikan informasi lalu lintas terkini, di dalamnya juga terdapat informasi rumah sakit sekitar, bengkel, pom bensin, ATM, hingga tempat rekreasi jika ingin beristirahat sejenak.

4.Aplikasi Jadwal Sholat

Untuk menghindari lupa waktu ibadah ketika di perjalanan, tidak ada salahnya Anda memanfaatkan aplikasi pengingat Sholat. Ada banyak sekali aplikasi jenis ini yang bisa didapat secara gratis, misalnya saja Prayer Time, atau MasjidNow yang bisa menuntun pengguna ke lokasi masjid terdekat, dan aplikasi lokal bertajuk Ayo Ibadah.

5.Aplikasi Kuliner

Bingung ingin makan di mana? Mungkin aplikasi ini bisa membantu. Aplikasi bertajuk Makan di Mana bisa dijadikan referensi mencari tempat makan terdekat, lengkap dengan menu yang direkomendasikan.

Aplikasi ini tersedia secara cuma-cuma untuk ponsel Android, iPhone dan BlackBerry.

Mana Lebih Aman: Linux, Windows atau OS X?


Jakarta - Apakah menggunakan open source (Linux) berarti lebih aman dari virus ketimbang proprietary (Windows) yang sudah begitu populer?

Jawaban : [Vaksincom]

Saat ini, pengguna Linux lebih aman daripada pengguna Windows karena virus di Windows jauh lebih banyak daripada virus Linux yang masih sangat sedikit.

Tetapi kalau boleh kami memberikan sedikit gambaran mengeai prinsip dasar sekuriti. Pada dasarnya semua software buatan manusia itu membawa sifat penciptanya (manusia) yaitu TIDAK SEMPURNA dan selalu memiliki kelmahan, ini yang disebut celah keamanan (vulnerability) dan celah keanaman ini yang akan dapat dimanfaatkan oleh kode jahat untuk mengekploitasi OS.

Sampai hari ini tidak ada satupun OS yang tidak memiliki celah keamanan dan setiap hari selalu ditemukan celah keamanan baru, jadi sebenarnya statement yang lebih tepat menggambarkan masalah ini adalah 'pertanyaannya bukanlah aplikasi yang aman dari virus teteapi apakah para kriminal termotivasi untuk mengekploitasi aplikasi tersebut'.

Sebaga referensi, kamu bisa melihat 3 link dibawah ini :

1. Mac yang pada awalnya tidak mendapatkan serangan virus, namun karena popularitas mencapai jumlah pengguna yang signifikan sehingga menyebabkan pembuat virus mulai mengincaar Mac dan Apple mau tidak mau mencabut klaimnya bahwa Mac tidak bisa terinfeksi virus PC. Do Macs Get Viruses? Appple Removes Boast That OS X 'Doesnt't Get PC Viruses'

2. Selain tentang virus Flashback yang menginfeksi 10% populasi Mac dan OS Android yang notabene merupakan OS Open Source malah mengalami perkembangan malware (malicious softwar) jahat 300%, jauh lebih tinggi dari malware Windows. Meski secara jumlah masih jauh lebih sedikit dari malware Windows. Q2 2012: Flashback infects 10% of Macs, Android malware up 300%

3. Artikel tentang mitos bahwa linux kebal terhadap virus. Myth Busting: Is Linux Immune to Viruses?